AMAR MA'RUF NAHI MUNKAR
Assalamualaikum
warrahmatullohi wabarakatuh...
A.Pengertian
Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Amar ma’ruf nahi munkar, kalimat bahasa Arab yang telah meng-Indonesia.
Asalnya adalah “al-amru bil ma’rufi wan nahyu anil munkari”.Lafadz ini bisa
kita telaah lebih dalam lagi sebagai berikut :
Al-amru artinya menuntut pengadaan sesuatu, sehingga pengertiannya
mencakup perintah, suruhan dan ajakan serta lainnya yang menuntut sesuatu itu
untuk dikerjakan. Sedang Al-Ma’rûf artinya sesuatu yang diketahui baik, yaitu
segala perbuatan baik menurut Syari’at Islam . Jadi Al-amru bil Ma’rufi artinya
adalah menuntut mengadakan segala kebajikan.
An-Nahyu artinya mencegah sesuatu, sehingga pengertiannya mencakup
melarang, menjauhkan, menghindarkan, menentang serta lainnya yang mencegah
dikerjakannya sesuatu. Sedang Al-Munkar artinya sesuatu yang diingkari (
kemunkaran ), yaitu segala perbuatan munkar menurut Syari’at Islam. Jadi
An-nahyu ‘anil munkari artinya adalah mencegah mengadakan segala kemunkaran.
Akhirnya menurut hemat saya maksud istilah ”Amar ma’ruf nahi
munkar” yang telah meng-Indonesia tersebut adalah menyerukan kebajikan dan
mencegah kemunkaran.
B . Hukum Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Amar ma’ruf nahi mungkar menurut Syariat Islam hukumnya fardhu
kifayah,yakni berdasarkan surat al –imran 104 :
الْمُفْلِحُونَ هُمُ وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى
الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ
وَأُولَئِكَ
Artinya :
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung.”
Menurut
syekh Jalaluddin as-suyuthi dalam Tafsirnya yang monumental yang dikarang
bersama gurunya yaitu syekh Jalaluddin al-mahalli yaitu Tafsir Jalalain
disebutkan bahwa “ 'Min' di sini
untuk menunjukkan 'sebagian' karena apa yang diperintahkan itu merupakan fardu
kifayah yang tidak mesti bagi seluruh umat dan tidak pula layak bagi setiap
orang, misalnya orang yang bodoh”.
Digali dalam
Kaidah Ushul Fiqh berkaitan masalah Amr pun bisa kita ketahui bahwasanya kata
“waltakun” disebutkan dalam ayat tersebut berupa fi’il mudhori’ yang didahului
alif lam yang bermakna hendaklah yang berarti hukumnya fardhu kifayah.
Imam Al-Ghazali
dalam kitabnya Ihya’ Ulumudiin beliau menekankan, bahwa aktivitas
"amar ma'ruf dan nahi munkar" adalah kutub terbesar dalam urusan
agama. Ia adalah sesuatu yang penting, dan karena misi itulah, maka Allah
mengutus para nabi. Jika aktivitas 'amar
ma'ruf nahi munkar' hilang, maka syiar kenabian hilang, agama
menjadi rusak, kesesatan tersebar, kebodohan akan merajalela, satu negeri akan
binasa. Begitu juga umat secara keseluruhan. Ini sesuai hadits nabi Muhammad
SAW :
واني سمعت ان رسول الله صلى الله عليه
وسلم يقو ل ان الناس اذا راوا الظا لم فلم يا خذوا على يديه او شك ان يعمهم الله
بعقا ب منه ( اخر جه التر مذ ي في كتا ب الفتن)
Artinya : Dan
sesungguhnya saya mendengar Rasululllah SAW bersabda :” sesungguhnya apabila
orang-orang melihat orang yang bertindak aniaya kemudian mereka tidak
mencegahnya, maka kemungkinan besar Allah akan meratakan siksaan kepada mereka,
disebabkan perbuatan tersebut.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan An-Nasa’i)
Adapun
dalil lain yang menyatakan bahwa hukum amar ma’ruf nahi munkar juga saya
temukan dalam kitab Ahkamul Fuqoha sebagai berikut :
إن كان هناك من يكفيهم للأمر بالمعروف والنهى عن المنكر فلا حرج عليهم السكوت ولزوم البيوت ، وإلايحرم عليهم ذلك، وأما الانتساب إلى إحدى الجمعيات الإسلامية فهو أفضل، بل قد يجب كماإذاتيقن أوظن أنه لايؤدى إلى حفظ دينه وصونه عمايفسده إلابالإنتساب اليها اخذا لمافى الدعوة التامة والإحياء. ونصبه: وواجب على كل ففيه فرغ من فرض عينه وتفرغ لفرض الكفاية إلى من يجاور بلده من أهل السواد ومن العرب والأكراد وغيرهم ويعلمهم دينهم وفرائض شرعهم. إلى ان قال: فإن قام بهذا الأمر واحد سقط الحرج عن الآخرين والا عم الحرج الكافة أجمعين أماالعالم فلتقصيره فى الخروج ، أما الجاهل فلتقصيره ترك التعلم. الخ ... اعلم أن كل قاعد فى بيته اينما كان فليس خاليا فى هذا الزمان عن منكر من حيث التقاعد عن إرشاد الناس وتعليمهم وأكثر الناس جاهلون .
إن كان هناك من يكفيهم للأمر بالمعروف والنهى عن المنكر فلا حرج عليهم السكوت ولزوم البيوت ، وإلايحرم عليهم ذلك، وأما الانتساب إلى إحدى الجمعيات الإسلامية فهو أفضل، بل قد يجب كماإذاتيقن أوظن أنه لايؤدى إلى حفظ دينه وصونه عمايفسده إلابالإنتساب اليها اخذا لمافى الدعوة التامة والإحياء. ونصبه: وواجب على كل ففيه فرغ من فرض عينه وتفرغ لفرض الكفاية إلى من يجاور بلده من أهل السواد ومن العرب والأكراد وغيرهم ويعلمهم دينهم وفرائض شرعهم. إلى ان قال: فإن قام بهذا الأمر واحد سقط الحرج عن الآخرين والا عم الحرج الكافة أجمعين أماالعالم فلتقصيره فى الخروج ، أما الجاهل فلتقصيره ترك التعلم. الخ ... اعلم أن كل قاعد فى بيته اينما كان فليس خاليا فى هذا الزمان عن منكر من حيث التقاعد عن إرشاد الناس وتعليمهم وأكثر الناس جاهلون .
Jika telah ada orang yang
dianggap cukup sudah menyampaikan amar ma’ruf nahi munkar, maka tidak dosa bagi
lainnya hanya diam di rumah (tidak berdakwah), kalau belum ada yang
menyampaikan maka haram bagi semua orang hanya berdiam diri. Adapun menisbatkan
(amar ma’ruf nahi munkar) kepada salah satu organisasi islam itu lebih utama.
Bahkan terkadang menjadi wajib ketika diyakini atau diduga kuat, tidak akan
tercapai dalam mempertahankan agama dan menjaga kelangsungannya dari
pihak-pihak yang merusaknya kecuali dengan berpedoman kepada kitab: addawatu
attamah dan kitab ihya’ ulumuddin, yang arti nasnya: “wajib bagi setiap orang
pandai dalam agama untuk meluangkan waktu guna memenuhi fardlu kifayah kepada
orang yang berdekatan daerahnya dari ahli kulit hitam, orang arab dan lainnya,
dan wajib pula mengajari mereka terhadap agamanya dan kewajiban-kewajiban
syari’atnya …..s/d…. jika sudah ada salah seorang yang melakukan (amar ma’ruf
nahi munkar) maka gugur dosa dari lainnya. Jika tidak ada sekali, maka yang
berdosa adalah semuanya manusia. Adapun dosanya orang ‘alim, karena ia tidak
menghiraukan keharusan keluar (berdakwah). Sedangkan dosanyaorang yang bodoh,
ia tidak memperhatikan kewajiban belajar (tidak mau belajar) dst. … perlu
dimengerti, bahwa setiap orang yang hanya berdiam diri dirumahnya dimana saja,
maka tidak dapat lepas dizaman ini dari kemungkaran, ketika hanya diam diri
dari menunjukan manusia dan mengajarinya. Dan kebanyakan manusia itu bodoh
(tidak tahu).
Tetapi,kadangkala hukum amar
ma’ruf nahi munkar tersebut bisa menjadi fardhu ain seperti yang dikutip dalam
kitab Al-Qaulul bayanul idzhar fid da’wati ilalloh,manakala terjadi dalam 2 hal,yaitu;
1. Hukum tersebut tak ada yang mengetahui kecuali dia.
1. Hukum tersebut tak ada yang mengetahui kecuali dia.
2. Tak memungkinkan untuk
menghilangkan kemaksiatan tersebut kecuali dia.
Hal ini senada seperti ucapan Imam Nawawi rahimahullah,seperti berikut ;
"وقد يتعين الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر، يعني يصير فرض عين، كما إذا كان في موضع لا يعلم به إلا هو، أو لا يتمكن من إزالته إلا هو، وكمن يرى زوجته أو غلامه أو ولده على منكر أو تقصير في المعروف".
"وقد يتعين الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر، يعني يصير فرض عين، كما إذا كان في موضع لا يعلم به إلا هو، أو لا يتمكن من إزالته إلا هو، وكمن يرى زوجته أو غلامه أو ولده على منكر أو تقصير في المعروف".
Imam
Nawawi disini mencontohkan amar ma’ruf
hukumnya wajib ketika kita melihat istri kita atau anak kita berbuat
munkar,maka dalam hal ini kita harus tegas untuk beramar ma’ruf nahi
munkar,karena kita berkewajiban untuk memelihara keluarga kita agar selamat
dari api neraka,seperti yang difirmankan Alloh SWT dalam surat At-Tahrim ayat
6,yaitu;
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا
النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدَادٌ لا يَعْصُونَ
اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
Artinya ;
Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
C.Manfaat Amar Ma’ruf Nahi
Munkar
Ketika kita selalu
mengamalkan perintah untuk beramar
ma’ruf nahi munkar,kita bisa memperoleh manfaat antara lain ;
1.
Kita akan menjadi bagian dari orang-orang mukmin,Rasulullah SAW bersabda
yang artinya ;
Bukanlah dari
golongan kami orang yang tidak mengasihi dan
menyayangi yang lebih muda, tidak menghormati orang
yang lebih tua,
dan tidak beramar ma'ruf dan nahi mungkar. (HR. Tirmidzi)
2. Kita akan
menjadi orang-orang yang shaleh
3. Kita akan
mendapatkan keselamatan apabila kita mencegah perbuatan buruk (munkar).
4. Kita akan
menjadi orang-orang yang meraih kemenangan.
5. Allah akan memberikan
rahmat dan karunianya kepada kaum tersebut.
7. Akan dijauhkan dari Azab
Allah.
8. Ilmu yang dibawa oleh
para ulama (sebagai pewaris para nabi) akan terjaga dengan baik, sehingga
dijauhkan dari kesesatan dalam menuntut ilmu, yaitu niat/motivasi yang salah
dan belajar pada orang yang salah. Dengan terjaganya para ulama yang sholeh,
maka akan lahirlah umara (penguasa) yang baik dan mampu memimpin umatnya dengan
adil.
Begitulah seharusnya bagi
kita sebagai umat Islam agar kita sadar akan pentingnya mengamalkan perintah al–amru bil ma’rufi wan nahyu anil munkari sebagaimana yang telah
disyariatkan Islam. Kesadaran umat yang akan
mengantarkannya untuk menjadi seorang yang muttaqin, dan mampu menjalankan amar
ma’ruf nahi munkar dengan baik.
Ketika kita ingin menyelamatkan umat
secara keseluruhan dari bahaya kemunkaran, maka hendaklah kita ibda’ bi
nafsik (memulai dari diri sendiri) dan keluarga kita. Dan jika Allah dan
Rasul Nya telah memberikan rambu-rambu yang tegas dan jelas, maka sebagai
seorang muslim yang taat sudah sepatutnya untuk berucap sami’na wa atho’na.
Demikianlah ilmu yang sedikit dan banyak kekurangan yang bisa
hamba sampaikan ini,semoga bisa bermanfaat dan bisa ikut andil dalam hal Amar
ma’ruf nahi munkar terhadap sesama,yaitu umat Islam.Mohon kritik dan sarannya
apabila ada sesuatu yang mungkin kurang pas ! Silahkan mampir ke blog saya !
Wassalamualaikum warrahmatullahi
wabarakatuh
Komentar
Posting Komentar